• Memeriksa...
  • Fenomena Citayam Fashion Week, Nggak Sekadar Ekspresi Diri Lewat Adu Fesyen Nyentrik

        Fenomena Citayam Fashion Week, Nggak Sekadar Ekspresi Diri Lewat Adu Fesyen Nyentrik

        Kalau ditelisik lebih jauh, Citayam Fashion Week mungkin nggak cuma jadi ajang pameran busana doang. Tapi juga jadi upaya para kelompok dari kelas bawah buat bisa nikmatin akses publik yang setara dengan kelompok di atasnya. Citayam Fashion Week akhir-akhir ini menjadi frasa

        trending yang viral di media sosial kita. Kalau kamu cari kata kunci ini, kamu bakal disuguhin oleh sekumpulan muda-mudi yang kompak mengerubungi pusat niaga terpadu di Sudirman. Nggak cuma modal nongkrong, mereka juga silih berganti berlenggak-lenggok melintasi trotoar dan zebra cross dengan nampilin outfit yang nyentrik serta bermodalkan kamera smartphone ala kadarnya untuk reproduksi konten.

        Outer cardigan ngejreng dengan celana jeans kedodoran dan boot kebesaran, kemeja dan tank top dengan warna saling bertabrakan, kaos oblong ketat berhiaskan dasi kantoran, serta masih banyak padu-padan busana lainnya yang dianggap berlawanan dengan norma yang berlaku bagi mayoritas publik.

        Sarana ekspresi diri dan upaya menciptakan area publik inklusif Kamu sendiri pasti tahu kalau SCBD (Sudirman Central Business District) adalah area perkantoran dan bisnis yang dipenuhi gedung-gedung yang menjulang tinggi. Boleh dibilang, tempatnya para kelompok ekonomi berpenghasilan tinggi. Dua atau tiga tahun lalu mana ada orang yang bisa ngeduga kalau SCBD bakal mendapat pergeseran julukan menjadi Sudirman, Citayam, Bojonggede, Depok? Lebih mengejutkannya lagi, plesetan akronim tersebut diprakarsai oleh para remaja tanggung yang datang ke area Sudirman buat sekadar

        have fun nongkrong rame-rame dan nikmatin pemandangan hutan beton yang bisa jadi nggak mereka temuin di tempat asal mereka di daerah penyangga Ibukota. Tapi kalau dipikir-pikir, para pemuda dan pemudi ini mungkin sejak awal memang ingin menyatakan kegelisahan mereka soal isu ruang publik Sudirman (serta area elite lainnya) yang rata-rata didominasi oleh orang-orang berduit dan berpenampilan necis. Caranya? Dengan secara kolektif mengekspresikan diri lewat peragaan busana mandiri yang eksistensinya makin mendobrak berkat mediasi Tik-Tok dan Instagram. Hasilnya? Bum! Gak butuh waktu lama bagi para pelaku Citayam Fashion Week ini untuk menyulap kawasan elite Sudirman menjadi ruang mode jalanan yang inklusif.

        Kesamaan Citayam Fashion Week dengan Harajuku Fashion Dahsyatnya geliat semangat komunitas Citayam Fashion Week bikin sebagian masyarakat memprediksi kalau wilayah SCBD bakal menandingi gemerlap Harajuku Fashion. Harajuku Fashion sendiri merujuk pada gaya berbusana yang digagas oleh anak-anak muda yang berkumpul di distrik Harajuku sebagai titik temu. Persis kayak CFW, para pemuda Harajuku juga nggak takut untuk pamerin outfit yang sesuai dengan selera, kepercayaan diri, serta imajinasi mereka sendiri tanpa takut dihakimi oleh orang lain. Bahkan, @TokyoFashion, media fashion asal Jepang, juga mengungkap bahwa Citayam Fashion Week dengan Harajuku di Jepang punya satu kesamaan lain. Yakni, persepsi awal publik yang menganggap remeh dan aneh cara berbusana para pelakunya yang dianggap terlalu “menyimpang” dari kebiasaan normal. Bukan gak mungkin, kalau suatu saat nanti Citayam Fashion Week bakal menyamai popularitas Harajuku Fashion dan menciptakan subkelompok busana yang tak kalah keren dari Lolita, Gyaru, hingga Visual Kei. Untuk sampai ke sana, diperlukan perhatian konsisten dari pemerintah setempat untuk terus memberi akses fasilitas yang lebih luas serta membina anak-anak muda ini untuk menuangkan daya kreativitasnya dengan tetap menaati aturan agar tidak berakhir menjadi ajang penertiban rutin. Kalau semuanya sudah direncanakan dengan matang dan berjalan sukses, bisa jadi bakal muncul “Citayam Fashion Week” di daerah lainnya.

        What do you think, Entizen? Share your thoughts!

        • Suka
        • Bagikan
          • Lapor
        • Memuat artikel lainnya...