• Memeriksa...
  • Sudah 2022 Nih, Masih Debatin Itu-Itu Aja Tentang Emansipasi?

        Sudah 2022 Nih, Masih Debatin Itu-Itu Aja Tentang Emansipasi?

        “Perempuan nggak perlu sekolah tinggi-tinggi.” “Perempuan itu perannya di dapur, sumur, dan kasur.” “Kalau jadi wanita karier, anak-anak gimana di rumah?” ENtizen ada yang masih sering denger kata-kata itu nggak sih? Atau justru malah sering dijejali kata-kata tadi ketika ingin bebas melakukan keinginan dan mengejar impian? Tak perlu sedih ataupun takut. Orang-orang yang masih memiliki pandangan seperti itu sudah sangat ketinggalan zaman. Tak perlu diceritakan kembali, sebenarnya sudah banyak kisah pejuang wanita Indonesia yang dapat mematahkan pandangan kuno bahwa perempuan berada di strata kedua dalam masyarakat dan berada di bawah kendali laki-laki. Sayangnya jika diperhatikan lagi, saat ini masih banyak perempuan yang menjadi korban stigma masa lalu. Misalnya, banyak perempuan yang takut dan ragu untuk berpendidikan tinggi karena masih beredar anggapan bahwa perempuan yang berpendidikan tinggi akan menyaingi peran laki-laki serta menghilangkan jati dirinya sebagai seorang istri. Padahal, keduanya dapat berjalan beriringan tanpa menanggalkan salah satu perannya. Tilas sejarah inilah yang menjadi penjara bagi ruang gerak perempuan hingga melahirkan stigma dalam masyarakat bahwa perempuan ialah sosok yang tidak setara dan sebanding dengan laki-laki. Perempuan tidak layak untuk berpendidikan tinggi, tidak dapat menjadi seorang pemimpin negeri, tidak boleh berkarier dan cukup menjadi ibu rumah tangga yang mengurus rumah, suami, dan anak.

        Berhenti mengkotak-kotakkan gender, tinggalkan sikap patriarki, dan stop catcalling! Bicara soal perempuan, tentu tidak hanya seputar urusan rumah tangga seperti memasak, bersih-bersih, ataupun mengurus anak dan suami. Perjuangan emansipasi yang terjadi dari zaman ke zaman telah membuka lebar mata masyarakat bahwa perempuan itu punya berbagai kelebihan dan potensi lain selain urusan-urusan tadi. Tentunya cara mempertahankan dan meningkatkan emansipasi tidak semudah membalik telapak tangan. Namun, terdapat beberapa langkah sederhana yang bisa kamu lakukan. Pertama berhenti mengkotak-kotakkan gender. Bagaimana mau memperjuangkan emansipasi bila masih diskriminatif dan meremehkan perempuan? Langkah kedua, tinggalkanlah sikap patriarki. Emansipasi menuntut kesetaraan dalam aspek fungsionalitas antara laki-laki dan perempuan. Sikap patriarki yang lebih mengutamakan laki-laki dalam berbagai aspek sosial hanya akan menciptakan jurang yang semakin dalam antara perempuan dan laki-laki. Langkah ketiga, stop

        catcalling! Hargailah semua perempuan. Berhenti memberikan panggilan dan komentar seksual yang bersifat menggoda dan melecehkan.

        Mari lanjutkan perjuangan emansipasi! Gerakan ini muncul karena tumbuhnya kesadaran dan rasa ketidakadilan akan peranan dan kedudukan perempuan yang selalu dianggap sebagai warga negara kelas dua. Sebut saja kisah Kartini, Dewi Sartika, Rohana Kudus, dan pejuang lainnya yang telah mempelopori perjuangan emansipasi terhadap perempuan. Meskipun telah banyak perkembangan dalam persamaan hak, kebebasan, dan kesetaraan bagi wanita, bukan berarti langkah perjuangan emansipasi sudah berhenti sampai disini saja. Nyatanya masih banyak anak-anak perempuan yang terhalang pendidikannya dengan alasan kekurangan ekonomi, tidak adanya dukungan dari keluarga, ataupun karena masih terkekang adat istiadat. Di sisi lain, ketidaksetaraan juga masih sering terlihat dari kesenjangan upah antar gender dan partisipasi politik. Terlebih lagi, kekerasan terhadap perempuan masih marak terjadi, terbukti dengan banyaknya kasus yang tercatat di Komnas Perempuan pada tahun 2022 ini. Sampai saat ini emansipasi masih perlu diperjuangkan. Dulu Kartini berjuang untuk mendapatkan hak dan kebebasannya dalam hal pendidikan bagi perempuan, esensi emansipasi saat ini pun masih sama bahkan lebih dalam lagi. Tidak hanya fokus dalam memperjuangkan kesetaraan hak dan gender, namun lebih jauh lagi hingga bagaimana perempuan bisa maju dan berkarya dengan bebas tanpa rasa khawatir ataupun takut dan tanpa menghilangkan jati dirinya.

        • Suka
        • Bagikan
          • Lapor
        • Memuat artikel lainnya...