Alami Resesi Seksual, Jepang Tutup Banyak Sekolah dalam 20 Tahun Terakhir

Sebelumnya Pemerintah Jepang ambil alih 9 juta rumah yang kosong karena tidak ada ahli waris.

Beberapa waktu lalu, sebuah video viral di aplikasi TikTok yang memperlihatkan bahwa sebuah sekolah ditutup karena tidak ada murid. Video tersebut diunggah oleh @Omen_said ini menjadi bukti bahwa krisis penduduk di Jepang adalah nyata.

Sekolah yang direkam oleh Omen bukanlah sekolah pertama yang ditutup di Jepang karena alasan tidak ada murid. Selama 20 tahun terakhir sudah banyak SD, SMP dan SMA di Jepang yang tutup karena alasan yang sama.

Bahkan pada tahun 2022, angka kelahiran di Jepang berada di bawah angka 800 ribu. Krisis penduduk yang dialami Jepang menjadi kian serius kala sekitar 9 juta rumah diambil alih oleh negara karena tidak ada pemiliknya (ahli waris).

(Foto: hasil tangkap layar dari tiktok.com/omen_said)

Resesi seksual ini tentu akan sangat berpengaruh pada keberlangsungan Jepang. Tidak terkecuali dari sisi ekonomi. Belum lagi jumlah lansia di Jepang yang konon paling tinggi di dunia. Artinya, negara yang menyimpan banyak keindahan ini memiliki jumlah masyarakat yang tidak produktif dibandingkan yang produktif.

Menurut beberapa laman berita internasional, salah satu pemicu menurunnya angka kelahiran di Jepang adalah karena anak-anak muda di sana enggan punya anak, mengingat biaya hidup di Jepang yang sangat mahal.

Belum lagi tingkat stres dan tekanan dari lingkungan seperti pekerjaan, membuat mereka merasa tidak lagi punya energi jika menikah dan punya anak.

Saking krisisnya, Pemerintah Jepang bahkan menggelar sayembara barang siapa di antara warganya yang mau menikah dan punya keturunan, akan diberi hadiah sebesar JPY 80 ribu atau sekitar IDR 9,1 juta. Hadiah ini secara resmi diumumkan pada akhir tahun 2022 lalu.

(Foto: unsplash.com/andrew de leon)