• Memeriksa...
  • 7 Hal Penting yang Perlu Disiapkan Sebelum Menikah, Cinta Saja Tidak Cukup

        7 Hal Penting yang Perlu Disiapkan Sebelum Menikah, Cinta Saja Tidak Cukup

        “Kapan nikah? Sudah cukup umur dan sukses, tunggu apa lagi, sih?” Familiar tidak dengan pertanyaan di atas? Kalimat ini kerap menyudutkan dan membuat sebagian perempuan merasa tergesa-gesa untuk memutuskan menikah. Padahal, pernikahan bukanlah sebuah perlombaan. Sebelum menyatakan, “Ya, saya bersedia menikahi dan menjadikanmu pasangan hidupku,” ada sederet catatan yang perlu disiapkan menjelang menikah. Ayank Irma, selaku psikolog keluarga mengingatkan bahwa pernikahan, membutuhkan banyak kerja sama dan kerja keras. “Pernikahan bisa menjadi sesuatu yang menghibur dan di lain waktu bisa terasa sangat sulit. Bisa terasa menyenangkan dan kadang menyebalkan, bisa terasa damai dan lain waktu penuh konflik, kadang menggairahkan dan membosankan. Hal inilah yang menyebabkan sebelum menikah, penting sekali untuk mengomunikasikan dengan calon pasangan dengan terbuka. Menyiapkan dengan matang,” paparnya. Founder Ruang Tumbuh ini menuturkan, agenda duduk bareng dengan calon pasangan bukan hanya membicarakan konsep akad dan resepsi. Namun yang paling penting justru membicarakan mengenai apa yang ada dalam pikiran terkait dengan berbagai aspek termasuk hal-hal psikologis. Jika selama ini menganggap bahwa cinta merupakan faktor terpenting dalam membangun pernikahan, hal ini tentu saja kurang tepat. Cinta memang penting dalam sebuah hubungan, tapi tidak cukup untuk membangun relasi sehat di dalam sebuah pernikahan. Harapannya, dengan mengomunikasikan apa yang ada dalam pikiran dengan jelas dan lengkap, bisa meminimalisir potensi masalah yang menyulitkan di masa yang akan datang.

        1. Terbuka masalah finansial Menikah, punya anak, tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tidak percaya? Coba deh, cek berapa biaya melahirkan saat ini. Belum lagi biaya pendidikan dan biaya lain yang dibutuhkan. Memiliki keluarga, kamu dan pasangan tentu memiliki tujuan finansial yang ingin dicapai bukan? Semua ini perlu didiskusikan jauh hari sebelum menikah, lo. Termasuk membicarakan sumber keuangan dan alokasi.

        2. Keputusan untuk memiliki anak Kapan ingin memiliki anak? Mau langsung setelah menikah, menunda, atau malah ingin child free? Hal ini perlu dibicarakan, lo. Biar bagaimanapun memiliki anak perlu persiapan yang matang, tak hanya persiapan fisik, namun juga mental dan finansial.

        3. Pola pengasuhan anak Di samping merencanakan jumlah anak, jangan lupa diskusikan bagaimana pola pengasuhan yang perlu diterapkan. Ingat, setiap keluarga tentu memiliki gaya pengasuhan yang berbeda-beda satu sama lain. Tidak perlu membandingkan, namun yang lebih penting bahwa pola asuh dan cara didik yang sesuai dengan value keluarga. Satu yang pasti, pola asuh ini tentu saja membutuhkan kerjasama yang baik. Bikinnya saja berdua, masa mengasuh dan membesarkannya tidak mau terlibat?

        4. Tempat tinggal Setelah menikah, mau tinggal di mana? Apakah mau langsung membeli rumah, tinggal di apartemen, ngontrak, atau tinggal di pondok mertua indah? Komunikasikan dengan jelas, ya. Hal ini perlu didiskusikan agar masing-masing pihak bisa merasa nyaman.

        5. Riwayat kesehatan keluarga Diskusi yang yang tak kalah penting tentu saja terkait dengan riwayat kesehatan keluarga. Apakah salah satu pihak memiliki masalah kesehatan? Baik kesehatan mental atau memiliki riwayat sakit genetik. Keterbukaan ini sangat diperlukan untuk menghindari hal yang tidak inginkan di kemudian hari. Itulah mengapa calon pengantin perlu melakukan cek pranikah. Rangkaian pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa kesehatan pasangan. Berguna untuk mengetahui apakah terdapat penyakit yang dapat menular, termasuk mencegah penyakit menyebar pada pasangan ataupun calon buah hati.

        6. Ekspektasi seksual Sudah bukan saatnya lagi menganggap masalah seks adalah hal yang tabu dibicarakan. Dengan saling terbuka, mengungkapkan apa yang diharapkan dan hal yang menjadi concern maka kedua belah pihak akan paham tentang pandangan mengenai kehidupan seksual. Ini menjadi penting untuk menjaga hubungan lebih intim.

        7. Impian dan harapan Umumnya, setelah menikah dan punya anak seorang perempuan akan fokus membesarkan anaknya. Melupakan dan menganggap mimpinya tidak lagi penting. Padahal, menikah dan memiliki anak tentu tidak menghalangi seseorang untuk meraih impiannya. Apa yang telah dicita-citakan, baik secara individu ataupun impian bersama sebagai keluarga. Dengan merawat dan mengejar mimpi juga bisa mengajarkan anak bahwa setiap anggota keluarga harus tetap bertumbuh. Anak pun bisa belajar bahwa penting untuk mengusahakan dan berjuang meraih mimpinya.

        • Suka
        • Bagikan
          • Lapor
        • Memuat artikel lainnya...