• Memeriksa...
  • Apa Itu Guilt Tripping? Awas Jangan Sampai Terjebak!

        Apa Itu Guilt Tripping? Awas Jangan Sampai Terjebak!

        Apakah pasangan kamu termasuk sering melakukan guilt-tripping?

        Dalam menjalin hubungan, tentu saja akan selalu ada up and down. Mulai dari masalah yang kecil, berantem, atau bahkan selingkuh.

        Yap, terkadang menjalin relationship dengan seseorang membuat kamu harus memiliki sifat saling menerima kekurangan dan menghargai. Tapi bagaimana jika kamu dan pasangan sampai di tahap toxic relationship?

        Toxic relationship memang banyak jenisnya, salah satunya adalah guilt-tripping. Apa itu? Nah, kita ulas bareng-bareng yuk ENtizen.

        APA ITU GUILT-TRIPPING?

        Guilt trip adalah salah satu sifat yang membuat orang lain merasa bersalah. Bahkan mereka beranggapan jika mereka harus mengubah perilakunya agar menjadi lebih baik.

        Dengan sifat ini, membuat rasa bersalah bisa menjadi salah satu alat untuk mengubah cara pikir dari orang lain. Istilah mudahnya, sikap ini adalah manipulatif.

        Selain itu, di sisi lain pelaku yang kerap kali melakukan guilt trip juga seakan-akan ingin mengontrol perilaku orang lain. Guilt trip sendiri nggak hanya bisa kamu temukan dalam relationship saja.

        Akan tetapi, kamu bisa menemukannya dalam setiap hubungan yang memiliki perasaan emosional. Sebut saja seperti persahabatan, atau bahkan hubungan kerja.

        Pelaku sendiri memang sengaja membuat korban merasa bersalah. Atau bahkan hal ini dilakukan tanpa sengaja.

        Dengan sikap manipulatif ini nggak jarang membuat korbannya menjadi bingung. Bahkan terkadang korban pun bingung apa bener pasangan kamu sedang melakukan guilt trip atau memang melakukan kesalahan.

        DAMPAKNYA BUAT HUBUNGAN KAMU

        Kalau pasangan kamu memiliki sifat guilt tripping, maka akan terdapat beberapa dampak yang mungkin terjadi pada hubungan kamu.

        Pertama, akan bisa menimbulkan perselisihan. Hubungan yang sudah toxic ini akan membuat kisah percintaan kamu semakin rumit dan membuat lelah dari kedua belah pihak.

        Selain itu, jika terjadi terus-menerus, hal ini akan bisa menimbulkan gangguan kesehatan mental. Sebab, adanya perasaan bersalah yang berlebihan bisa memicu timbulnya gangguan kecemasan dan mengarah ke depresi.

        Jadi kalau kamu sedang berasa di fase ini, nggak ada salahnya kok untuk membicarakan dengan pasangan kamu. Tapi, apabila hal tersebut sudah membuat kamu lelah, lebih baik kamu bisa pergi dan memutuskan hubungan yang toxic ini.

        (Foto: freepik.com/Kamran Aydirov)

        • Suka
        • Bagikan
          • Lapor
        • Memuat artikel lainnya...