• Memeriksa...
  • Dampak Toxic Positivity untuk Kesehatan Mental

        Dampak Toxic Positivity untuk Kesehatan Mental

        Tahu nggak sih, perasaan “baik-baik saja” padahal sebenarnya tidak, bisa mengganggu kesehatan mental kamu, lho.

         

        Harapan dan sifat yang positif memang penting dalam kehidupan sehari-hari. Tapi, sadar nggak sih ENtizen kalau kamu dipaksa untuk merasa baik-baik saja, bisa ganggu kesehatan mental kamu?

        Setiap manusia umumnya memiliki banyak emosi yang bisa diungkapkan. Mulai dari rasa marah, cemas, kecewa atau sedih. Namun, pernah nggak kalau orang-orang sekitar mengatakan hal yang baik saja, dan sering mengabaikan emosi yang lain?

        JADI, APA ITU TOXIC POSITIVITY?

        Pernah nggak kamu berada di dalam situasi yang rapuh atau down dan membutuhkan seseorang untuk bercerita atas masalah yang kamu hadapi? Namun, sering kali respon orang tersebut adalah menenangkan dan mengungkapkan hal yang baik-baik saja.

        Mulai dari, “Bersyukur aja sih sama yang udah ada”, atau “Kamu bisa lihat sisi positifnya kan?”, dan kata-kata positif yang lain. Mungkin sebagian orang beranggapan jika kalimat tersebut bisa menenangkan dan membuat kamu berpikir positif, tapi yang terjadi justru sebaliknya.

        Nah, kalau disederhanakan, toxic positivity adalah salah satu cara atau keyakinan untuk selalu berpikiran positif, padahal kamu sedang berada di posisi yang sulit dan cenderung mengerikan.

        Ternyata, toxic positivity ini bisa memberikan dampak yang negative untuk kesehatan mental kamu, lho. Lalu, apa saja efek yang bisa terjadi?

        SESEORANG BISA MENGABAIKAN EMOSI YANG SESUNGGUHNYA

        Ketika kamu sedang merasa sedih atau kecewa, percayalah itu memang emosi yang sedang kamu rasakan. Kamu nggak perlu kok menghindari atau merasa pura-pura sedang baik-baik saja.

        Kamu sering kali akan membungkam emosi atau perasaan kamu yang sesungguhnya. Karena beranggapan takut dinilai terlalu depresi oleh lawan bicara kamu.

         

        TIMBUL RASA BERSALAH

        Nah, terkadang kamu akan menceritakan masalah tersebut untuk membuat perasaan menjadi lega. Namun, justru kamu akan mendapatkan nasehat yang positif dan seolah-olah emosi yang sedang kamu rasakan salah.

        Sebaiknya, mulai sekarang kamu lebih bisa merasakan emosi yang kamu miliki. Dengan mengekspresikannya akan membuat kamu merasa lebih lega. Misal, jika kamu merasa sedih, it’s okay kok buat menangis. Karena menangis adalah hal yang manusiawi.

        (Foto: unsplash.com/Nick Shuliahin)

         

        • Suka
        • Bagikan
          • Lapor
        • Memuat artikel lainnya...