• Memeriksa...
  • Jangan Sampai Tertipu, Ketahui Ciri dan Cara Menghindari Investasi Bodong

        Jangan Sampai Tertipu, Ketahui Ciri dan Cara Menghindari Investasi Bodong

        Mati satu tumbuh seribu seolah menjadi peribahasa yang pas untuk menggambarkan investasi bodong di Indonesia. Minat masyarakat Indonesia berinvestasi menjadi peluang bagi oknum tidak bertanggung jawab melancarkan investasi dengan embel-embel cepat kaya. Mulai dari investasi Binomo besutan Indra Kenz yang ternyata ilegal, robot trading tidak berizin, hingga terbaru Fahrenheit yang dibekuk Bareskrim Polri. Mirisnya, kebanyakan korbannya adalah generasi muda berpendidikan. Hingga Maret tahun ini, tidak kurang dari 5.081 fintech dan investasi ilegal telah dibekukan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Tak hanya itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memutus akses 3.716 konten investasi ilegal yang diklaim merugikan banyak pihak. Namun, Indonesia nampaknya harus lebih bekerja ekstra. Investasi bodong masih tumbuh subur di negeri ini.

        Ciri investasi bodong Seperti namanya, investasi bodong adalah penanaman modal pada sebuah produk keuangan palsu alias bodong. Biasanya, calon investor akan diminta menanamkan modal pada produk yang sejatinya tidak ada atau fiktif. Awalnya, semua berjalan lancar dan investor mendapat keuntungan yang dijanjikan. Buntutnya, oknum membawa kabur uang dan investor hanya bisa gigit jari. Seiring berkembangnya zaman, pelaku investasi bodong kian canggih melancarkan modus utamanya bagi orang awam yang belum mengenal dunia investasi sebelumnya. Mirisnya, tidak sedikit orang yang berusaha denial bahwa dirinya telah tertipu. Analis Ekonomi Policy Center Iluni UI Fadli Hanafi memaparkan deretan ciri investasi ilegal.

        1. Menawarkan keuntungan menarik Pertama, investasi bodong akan menawarkan imbal hasil (

        return) keuntungan yang sangat tinggi, bahkan cenderung tidak masuk akal dan dalam jumlah yang pasti. Tidak sedikit juga oknum yang meyakinkan bahwa risikonya minim bahkan tidak ada. Hal ini tentu bertentangan dengan hukum investasi. Bahwa semakin tinggi keuntungan, maka akan tinggi juga risiko yang diraih. Namun, justru poin inilah yang paling sukses menggiring calon investor. Mereka terlanjur tergiur potensi keuntungan hingga tidak memikirkan apa risikonya.

        2. Tidak berizin Karakteristik lain adalah tidak secara langsung menyebutkan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Curigai jika kamu diajak berinvestasi melalui pesan singkat seperti WhatsApp. Padahal, izin penghimpunan dan pengelolaan investasi harus dikeluarkan oleh lembaga resmi di Indonesia yakni Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (d/h Bapepam) atau Bappebti. Sementara pelaku investasi bodong hanya memiliki dokumen Akta Pendirian/Perubahan Perusahaan, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Keterangan domisili dari Lurah setempat dengan legalitas usaha berupa Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

        3. Pemasaran produk tak wajar Berbicara mengenai investasi resmi seperti reksa dana, cara pembelian dan penjualan telah diatur secara jelas. Namun, dalam investasi bodong tidak ada prosedur yang jelas. Dalam website resmi, Satgas Waspada Investasi OJK memaparkan gambaran produk yang biasanya ditawarkan oleh investasi bodong yakni: - Penyertaan modal investasi, dana yang terkumpul dari masyarakat dijanjikan akan ditempatkan di lebih dari satu instrumen keuangan atau pada sektor riil; - Program investasi online melalui internet, menjanjikan pengembalian dana investasi secara rutin; -

        Fixed income products, yang mana investasi kamu nantinya diklaim tidak terpengaruh pergerakan pasar; - Simpanan yang menyerupai produk perbankan (tabungan atau deposito). Pada beberapa kasus, terdapat klausul bahwa pemegang (

        holders) akan dibayarkan imbalan berupa bunga sebesar persentase tertentu di atas bunga deposito; - Produk investasi ditawarkan dengan janji akan dijamin dengan instrumen tertentu seperti Giro atau dijamin oleh pihak tertentu seperti pemerintah, bank, dan lain-lain. Pelaku tak segan mencatut nama perusahaan besar secara tidak sah demi meyakinkan calon investor; - Dana masyarakat tidak dicatat dalam segregated account. Dengan tiadanya pemisahan akun ini, perusahaan bisa menggunakan dana tanpa perlu izin nasabah. Akibatnya, jika terjadi masalah dengan perusahaan dana masyarakat ikut jadi imbasnya; - Tenaga marketing secara langsung atau melalui bisnis dengan menggunakan sistem menyerupai

        Multi Level Marketing (MLM); dan - Seminar atau investor gathering, pada umumnya sering diikuti oleh para public figure seperti pejabat, artis, tokoh politik dan lainnya. Acara akan dihelat di tempat yang mewah seperti hotel berbintang guna menunjukkan bonafiditas usaha.

        Bagaimana cara terhindar dari investasi bodong? Investasi seyogianya merupakan jalan untuk membantu seseorang mencapai tujuan finansial. Namun, ada proses dan semuanya tidak bisa diraih secara instan. Terapkan kiat berikut agar kamu tidak tergoda investasi illegal: - Terapkan 2L: Legalitas dan Logis. Pastikan produk yang akan kamu beli terdaftar secara legal di badan resmi yaitu OJK. - Ketahui jenis penawaran. Entah itu investasi berupa properti, saham, reksa dana, atau logam mulia, pastikan produknya benar-benar ada dan sudah dikenal luas oleh masyarakat. - Return yang masuk akal. Perlu diingat bahwa investasi bukanlah jalan cepat menuju kaya, dibutuhkan proses untuk mencapainya. Waspadai jika imbal hasil keuntungan yang ditawarkan tidak masuk akal. Lebih curiga jika dijanjikan minim atau bahkan tidak ada risiko. - Pahami modus penipuan. Kebanyakan orang mudah tergiur dengan janji manis, utamanya apabila investasi menyertai bonus di luar nalar. Pelajari setiap tawaran investasi. - Cari informasi mendetail. Jangan malas mengulik informasi bila akan mulai investasi. Luangkan waktu investasi leher ke atas alias investasi ilmu, yaitu dengan membaca buku tentang investasi. Kamu juga dapat mengikuti seminar baik gratis maupun berbayar demi mendapatkan ilmu dan fakta yang relevan. - Kenali diri sendiri. Memahami profil risiko juga tak kalah penting. Coba tanyakan dirimu, apakah kamu orang yang berani mengambil risiko? Atau justru gelisah bila melihat portofolio memerah? Jawaban ini akan menentukan jenis instrumen investasi yang tepat nantinya. Semoga informasi ini bermanfaat dan kamu tidak tergoda mengambil jalan instan demi lekas menjadi sultan.

        • Suka
        • Bagikan
          • Lapor
        • Memuat artikel lainnya...